Hai
teman, bagaimana kabarmu disana ? apakah kamu baik saja disana ? sudahkah kamu
mendapat teman-teman yang baik disana ? sudahkah kamu mendapat sahabat yang
baik disana ? sudahkah kamu memiliki dunia yang baru disana ? aku sangat yakin
pasti jawabannya 100 persen, iya.
Tapi
apakah kamu masih ingat denganku ? masih ingatkah kamu dengan orang yang sempat
membuat hari-harimu sedikit berarti, mungkin ? masih marahkah kau dengan diriku
ini ? apakah kamu sudah puas dan bahagia dengan keputusan yang kamu buat sekarang
? kurasa jawabannya juga iya.
Aku
tidak menyalahkanmu kalau kamu sampai pergi dari hadapanku dan membuang semua
kenangan tentang dirimu dari benakmu. Aku tidak menyalahkanmu yang mulai saat
itu juga menghindari diriku.
Aku
tahu, ini adalah keputusanku, dan sebagai seorang pria sejati aku harus mampu
mengambil keputusan dan menerima semua konsekuensi yang aku dapat dari
keputusan yang aku buat. Tetapi sebegitu marahnya kah dirimu terhadap diriku ?
aku tahu kalau perkataan maaf tidak bisa menyelesaikan semuannya.
Aku
tahu kalau tindakanku saat itu telah menyisakan luka yang berbekas dihatimu.
Tetapi, kenapa kamu tidak sedikitpun membalas sapaan dan perkataanku ? aku coba
menghubungimu tetapi tidak pernah kau respon, aku selalu mengucapkan barakallah
fii umrik di setiap ulang tahunmu tetapi kau tidak penah menanggpinya. Disaat
terakhir kita bertemupun kau tidak sedikitpun menoleh padaku.
Aku
tahu kalau kamu masih marah padaku, atau mungkin kamu hendak mengetes diriku
apakah diriku masih peduli padamu atau tidak. Aku tidak tahu harus menyebutmu
apa. Apakah teman ataukah sahabat ? maafkan aku karena aku lari darimu dan
tidak membalas perasaanmu waktu itu.
Aku
benar-benar minta maaf. Tetapi, aku juga bererimakasih karena dirimu juga aku
bisa seperti sekarang ini, mungkin kaupun juga meyadarinya, kalu kita sama-sama
sukses dibidang masing-masing. Kau dengan ilmu kimiamu dan aku dengan ilmu
agamaku. Hehe.
Aku
sempat berfikir kalau seumpama hubungan kita masih seperti dulu pasti kita
adalah pasangan duet yang hebat karena kita bisa menggenggam dunia ditangan
kita bersama, dan kita juga bisa merubah dunia yang kacau ini dengan ilmu yang
kita miliki.
Tapi
apa boleh buat. Angan-angan itu hanya akan selamanya menjadi angan-angan yang
tidak akan pernah terwujud. Hanya akan menjadi sebuah kenangan yang akan selalu
kuingat sepanjang usia hidupku.
Kamu
boleh melupakanku, tetapi satu hal yang harus kamu ketahui bahwa sampai
sekarangpun aku masih tetap mencintaimu dan menyayangimu walaupun kamu sudah
tidak merasakan hal yang sama.
Tidak
mengapa kalau sekarang hanya aku yang menyimpan kenangan indah sekaligus pahit
ini. Aku akan selalu ingat dengan dirimu dan mendo’akanmu dimanapun kamu
berada.
Karena
kalau nantinya memang kita tidak akan bertemu lagi aku berharap kamu mendapat
orang yang lebih dan lebih baik lagi daripada diriku. Aku juga berharap kalau
nantinya aku bisa bersanding dengan dirimu.